Posts filed under ‘Muzakarah’

Sharing Knowledge

Sering kita membaca buku, mendengarkan beberapa kutipan penting, mengalami dan menyelesaikan beberapa kerjaan yang khusus, melihat peristiwa dan kejadian yang penting, berdiskusi dengan teman, murid ataupun guru. Sehingga dengan itu semua maka semua knowledge hasil dari hal di atas sampai kepada kepala kita.

Bagaimana semua knowledge itu masuk sekaligus ke kepala, apalagi semua proses itu terjadi secara sekuensial pada hari itu juga.  Yang pasti pusing, itu yang dialami saya, sehingga knowledge itu seakan-akan percuma dan hilang seiring waktu berjalan.

 Ya, begitulah manusia, knowledge canggih dan bagus tidak suka dimiliki oleh orang lain, sayang sekali kalau orang yang lain punya knowledge yang sama dengan kita.  Itu Paradigma yang salah.  Justru itu menutup knolwedge yang kita miliki, knolwedge itu bisa tidak berkembang dan “mandek” kalau knowledge itu hanya “ngumpet” di kepala kita.

Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya menemukan solusinya. Membaca dan mengkaji dari siroh nabi dan kisah sahabat r.hum, ternyata luar biasa sekali. Rasulullah SAW mengajarkan sahabat untuk berbagi pengetahuan (sharing knowlegde) kepada sahabat lain .  Ketika selepas Rasulullah SAW membuat ta’lim, sahabat disuruh untuk menyampaikan ke yang lain yang tidak hadir dan juga disampaikan ke istri dan keluarga dirumah disampaikan secara langsung melalui mulut tanpa ada perantara, dan inilah hebatnya perputaran knowledge secara dahsyat.

Hal ini menarik bagi diri saya untuk belajar untuk sharing knowledge ke orang lain, awal-awal sih susah knowledge yang didapat sering lupa, maka saya catat dibuku atau dikertas, hal ini malah makin repot kertas atau buku sering lupa menyimpannya. Ya, kadang-kadang didiskusikan ke teman yang atau ke yang lainnya.

Dengan perkembangan teknologi saat ini khusus dibidang teknologi informasi dan komunikasi hal ini sangat mendukung sekali untuk sharing knowledge.  Akhirnya melirik ke internet, disana disediakan web hosting gratis tapi kurang optimal penggunaannya, memilih weblog untuk sarana sharing knowledge cukup efesien walaupun masih tahap belajar.

Dimana pun kita berada dan kapan pun kita berada jangan ragu dan malu untuk sharing knowledge.

Hidupkan dan budayakan sharing knowledge, lempar jauh-jauh budaya “menyimpan dalam-dalam” knowledge pada diri kita.

Semoga bisa menjadi pencerahan bagi diri kita.

salam,

Fahrul Nurzaman

Oktober 2, 2007 at 8:46 am 2 komentar

Sholat Gerhana Salah Satu Sunnah Nabi Yang Sering Dilupakan

Dari detik.com diberitakan akan terjadi gerhana bulan pada selasa malam, gerhana bulan dapat dilihat dengan mata telanjang di Indonesia.  Ketika sampai ke rumah kontrakan, teman bilang bahwa nanti akan diadakan sholat kusuf (sholat gerhana bulan) selepas sholat isya, sangat disayangkan malamnya saya kuliah.  Tetapi teman memberi semangat dia katakan gerhana bulan jarang terjadi dan kuliah setiap minggunya ada, saya pikir benarnya seumur-umur belum pernah sholat kusuf.

Selepas sholat Isya di Masjid dekat rumah kontrakkan, DKM mengumumkan kepada kaum muslimin untuk sama-sama mengerjakan sholat kusuf.  Mengumandangkan takbir sambil menunggu sholat dimulai.  Sudah menunggu 15 menit selepas sholat isya, sholat kusuf belum juga dikerjakan malah beberapa jamaah keluar masjid, ternyata sholat kusuf tidak jadi dilaksanakan karena gerhana bulan sudah selesai.

Sedikit kecewa, akhirnya teman mengajak pulang ke rumah, teman bilang ke saya sudah tidak kuliah sholat kusuf pun tidak, saya pikir niat kita pun sudah terhitung sehingga sudah dapat pahala sholat kusuf.

Agak sedikit penasaran tentang pengerjaan waktu sholat kusuf, saya langsung membaca buku Fiqh Sunnah karya Sayyid Sabiq, disana tertulis waktu untuk mengerjakan sholat gerhana bulan adalah ketika gerhana itu mulai sampai bulan tampak normal kembali, berarti pengerjaan sholat kusuf dimulai dari 15.50 Wib – 19.23 Wib (waktu menurut detik.com).  Ketika mencari apa keutamaan kita sholat kusuf tidak ketemu.

Kita hidupkan sunnah Nabi agar sunnah menjadi kebiasaan umat islam dan tidak asing dimata umat islam pada saat ini.

Agustus 29, 2007 at 1:58 am 2 komentar

Hati hati : Modus Kejahatan di Jakarta

Kejadian ini menimpa saya Kamis malam 9 Agustus sekitar jam 19.15

Ketika pulang dari kantor menuju UI untuk Sholat Isya, pas persis di depan halte busway UI, tiba-tiba ada menyapa dan menanyakan nama saya dengan nada tegas dan keras. Dia (baca:preman) langsung mengenalkan diri dan menjelaskan motifnya, dia(baca:preman) sedang nyari orang yang mirip saya, dia(baca:preman) disuruh orang dan dibayar karena orang yang menyuruhnya mempunyai anak perepmpuan dipukuli dan dirampas, dan orang yang memukuli dan merampas mirip saya. Maka saya disuruh untuk menemui anak tersebut untuk memastikan apakah pelakunya saya apa bukan, karena adzan udah selesai saya buru-buru mau sholat, tapi dia (baca:preman) meminta saya untuk menemui anak tersebut, tiba-tiba ada dua orang teman yang berkenalan dan mengantar saya menuju ke rumah (aku mereka). Sangka baik, saya ikut dengan janji sebentar saja, sambil ngobrol2 saya diantar sampai ke belakang gedung perpustakaan nasional, dekat sungai talang melewati kampus STMIK&STIE Jayakarta. Disana 3 orang temannya menunggu, dan menyapa saya dengan akrab dan kami pun bersalaman. Saya ditanya oleh pemimpin mereka (yang pertama kali menegur saya waktu didepan UI), dia menanyakan apa saja yang saya bawa, dari jam tangan, jenis HP, isi dompet, ATM dari Bank mana isinya berapa, Visa. Persisnya saya dikelilingi sama 6 orang preman. Singkat cerita, ada gelagat yang tidak beres, saya izin untuk sholat isya sebentar dan saya akan kembali lagi kesini, itu yang saya sampaikan kepada pemimpin preman (anehnya preman itu menurut saja dan memperbolehkan saya pergi), tapi preman itu mengancam kalau tidak balik teman-temannya nanti akan menunggu diujung jalan dan memukuli saya.
Saya sholat isya di mushola kampus Jayakarta, setelah itu sedikit panik langsung pulang ke rumah kos. Ketika sampai di kos, saya bercerita kepada teman2 kos ternyata ada temannya teman kos saya yang mengalami hal serupa seperti saya tetapi temannya kurang beruntung.
Saya bersyukur harta dan diri masih diselamatkan Allah. (Puji Syukur ya Allah).
Bagi teman-teman pembaca, jika ada orang yang mengaku-ngaku mencari orang mirip seperti diri kita, sebaiknya berusaha menghindar dan mengacuhkan orang tersebut.

Semoga pengalaman saya bermanfaat bagi teman-teman semua.

Waspada adalah ikhtiar yang terbaik buat kita, tapi tetap mengedepankan sangka baik.

Agustus 13, 2007 at 2:21 am 2 komentar

Orang-orang Berjiwa Besar (1)

Ketika pulang menuju Cibinong dari Salemba, lewat jalan raya bogor, saya melihat seorang bapak petugas parkir jalanan yang sedang mengatur kendaraan yang lewat, yang membuat saya kaget, bapak petugas parkir  itu (maaf)  cacat fisik pada kedua kakinya.  Saya memperhatikan dari mobil  bapak itu dengan menggunakan seragam petugas parkir, dengan bangga dan semangatnya mengatur kendaraan yang lalu lalang agar jalanan tertib dan teratur.  Yang membuat saya lebih kaget lagi, ada anak muda memberi uang (saya tidak melihat dengan jelas, mungkin sekitar 3 ribu) kepada bapak petugas parkir tersebut, ternyata bapak itu menolaknya dengan memberi isyarat tangannya agar anak muda itu tidak usah memberikan uang kepadanya sambil memberitahu dia lagi sibuk (menurut asumsi saya karena saya tidak mendengar apa yang dikatakan bapak petugas parkir kepada anak muda itu, bahwa dirinya menolak pemberiannya karena dia bukan seorang peminta-minta,  dia lagi sibuk bekerja).

Kagum sekali, saya dibuatnya, bapak petugas parkir tersebut benar-benar orang yang sangat hebat-berjiwa besar, jarang sekali pada zaman sekarang ada orang yang seperti itu.  Orang kaya tidak puas dengan rumahnya yang sudah megah ingin punya rumah lagi, orang kaya yang punya mobil mewah ingin punya mobil lagi dan macam-macam kelakuan orang-orang pada zaman sekarang.  Melihat bapak petugas parkir, bagaikan menemukan sebuah intan-berlian di kubangan lumpur yang kotor.

Salah besar kalau untuk hidup mengandalkan status, fisik, materi saja tapi juga jiwa yang memiliki kebesaran dan kelapangan.  Mudah-mudahan bapak petugas parkir diberi kemudahan dan keluasan rezeki oleh Allah SWT untuk membekali hidup bagi dirinya dan keluarganya.

Insyaallah bersambung ……………………..

Juli 31, 2007 at 6:17 am Tinggalkan komentar

Hidupkan Masjid (1)

Ketika selesai sholat sunnah bada isya, tiba-tiba seorang pemuda menyapa saya dari belakang, dia memperkenalkan diri begitu juga saya, ternyata anak muda tersebut bernama Hanafi (seorang muallaf yang dulunya bernama Hendrik, masuk islam semenjak 2 bulan yang lalu pada saat itu).  Dia bercerita bagaimana dulu dia masuk islam, (dalam hati,saya ucapkan puji syukur kepada Allah, Allah sebarkan taufik dan hidayah kepada siapapun yang Allah kehendaki),  dia bercerita bagaimana ujian melanda dia, bapak mengusirnya (mungkin bapaknya kaget dan dia tidak bicara baik2 kepada bapaknya).  Sehari-hari aktivitas dia membantu bapaknya berdagang, uang didapatkannya dari upah yang diberikan bapaknya selama dia membantu berdagang.  Bapaknya tidak suka dia meninggalkan dagangannya karena dia mau sholat. Karena bapaknya mengusirnya pada waktu itu, otomatis biaya untuk hidup tidak ada karena hanya mengandalkan dari upah bapaknya, dan dia hanya lulusan SMP. Dia mengeluh soal ekonominya, dalam hati saya, saya juga lagi butuh biaya kuliah S2 (sungguh egois dan pelit saya), saya langsung teringat bagaimana Rasulullah dan para sahabat yang memiliki sifat iqram (memuliakan) kepada saudara semuslim yang sangat tinggi, langsung saja saya menanyakan kebutuhannya sekarang. Karena keinginannya belajar mengaji tinggi, dia ingin membeli buku Iqra tapi tidak punya uang, dan dia bertanya kepada saya apakah saya punya buku Iqra dan juga dia belum makan pada hari itu. Saya langsung pulang mencari buku iqra (alhamdulillah ada), dan saya bawakan beberapa baju koko, sarung dan celana serta nasi beserta lauk-pauk dan sayur dalam satu nampan untuk makan sama2.  Sambil makan bersama dalam satu nampan (sunnah Nabi), dia bertanya kepada saya yang membuat saya malu sebagai umat Nabi, yang dia tanyakan “Mengapa umat islam yang peduli akan muallaf yang kurang mampu seperti dirinya hanya sedikit sekali”, saya agak lama menjawabnya, sambil meneruskan makan dan menunggu ilham, saya menceritakan bagaimana dulu para sahabat yang mempunyai sifat mulia, memberlakukan saudara muslim seperti diri mereke sendiri, dan saya juga menceritakan kondisi umat islam sekarang karena kelemahannya dan ketidakpahamannya akan islam belum bisa meneladani para sahabat (begitu juga saya), setelah mendengar cerita saya (padahal saya tidak menjawab pertanyaannya, hanya cerita saja) dia akhirnya memaklumi. Setelah makan, dia pamitan untuk pergi (saya tidak tahu dia pergi kemana, katanya dia mau pergi ke masjid lain) dan minta doa agar diberi kekuatan menjalankan islam.

Setelah dia pergi, saya berpikir kenapa yang dia temui selepas sholat isya tadi itu saya, kenapa bukan imam masjid atau ustadz (karena tadi di masjid ada kajian tafsir quran) yang notabene punya segudang ilmu dan pengalaman.  Mungkin kalo ada Ustadz atau Imam Masjid saat itu masalah bisa selesai.  Kalau dipikul saya sendiri sepertinya berat sekali. 

Andai masjid seperti kantor atau pabrik yang setiap saat ada yang memikirkannya, ada yang mengaturnya, ada yang mengelolanya  pagi sampai malam, mungkin masjid tidak sesepi seperti sekarang, orang-orang berbondong-bondong ke masjid, menyelesaikan masalah di masjid, bertukar pikiran di masjid, kalau ada masalah orang-orang larinya ke masjid, orang-orang cinta masjid. (Kapan masjid bisa seperti itu ?)

Masjid-masjid sekarang hanya sebagai simbol keagamaan saja (Megah tapi gak ada yang mo ngisi), tidak ada bedanya dengan Peti Mati (Sama-sama megah juga tapi gak ada yang mo ngisi).  Perbanyak istighfar.

Insyaallah bersambung …………………..

Juli 27, 2007 at 3:51 am 1 komentar

Merubah Kebiasaan

Setelah membaca buku 10 kebiasaan Manusia Sukses Tanpa Batas karangan Dr. Ibrahim Hamd Al-Qu’ayyid, menggugah fikir dan hati untuk merubah semua kebiasaan yang buruk bahkan yang sia-sia menjadi kebiasaan yang baik dan produktif.

Jadi teringat ulama-ulama terdahulu yang bisa menulis buku sampai berpuluh-puluh buku, sedangkan tidak melupakan da’wah mereka, ibadah mereka hubungan dengan keluarga dan masyarakat. Bandingkan dengan ibadah kita, seperti saya contohnya sholat malam 2 rakaat berat sekali, da’wah dan silaturahim mungkin seminggu sekali, nulis buku gak jadi-jadi.  Ternyata (menurut pemikiran saya) ulama-ulama terdahulu mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang menjadi rutinitas pekerjaan secara konsisten mungkin waktu dan tempatnya. Jadi ingat kuliah yang disampaikan oleh Pak Riri saat Kuliah S2 ITPM salah satu organisasi yang sukses adalah yang memiliki routine task.

Maka saya pun niat untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk bahkan sia-sia untuk menjadi sebuah kebiasaan yang baik dan produktif walaupun secara bertahap-tahap.

Jawaban itu termuat di buku tersebut, di buku itu memberi solusi berupa tools untuk membantu kita mengubah kebiasaan bahkan melakukan kebiasaan yang sebelumnya kita lakukan.

Contohnya kebiasaan saya adalah abis sholat shubuh (abis dzikir pagi) tidur lagi – hal ini Rasulullah anjurkan agar tidak tidur selepas shubuh, bagaimana menghilangkan kebiasaan tersebut ??? perlu tahapan untuk mengubahnya.

10 Kebiasaan Manusia Sukses Tanpa Batas, dibagi menjadi 3 Point Pokok, tiap point dibagi beberapa pokok, diantaranya :

Pandangan Hidup : Berusaha Mencapai Keunggulan, Menentukan Tujuan, Membuat  Rencana, Menyusun Prioritas.

Keahlian : Fokus, Manajemen Waktu, Berjuang Melawan Diri Sendiri

Hubungan Dengan Sesama Manusia:Kepiawaian Berkomunikasi, Berpikir Positif, Seimbang.

 Semoga menjadi pencerahan untuk kita semua khususnya saya.

Juli 25, 2007 at 8:54 am Tinggalkan komentar


Kategori

April 2024
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  

Komentar Terbaru

isfiya pada Hasil Survey
nyurian pada Hasil Survey
nyurian pada Hasil Survey
nyurian pada Hasil Survey
Hayu Kurniasih pada Hasil Survey

Blog Stats

  • 7.273 hits